Selesai Jumatan, beberapa anak kecil mulai berdatangan ke Rumah Baca Jala Pustaka. Siang itu, 10 April 2009, Rumah Baca Jala Pustaka mengadakan kegiatan kecil nonton bareng film Laskar Pelangi. Kegiatan ini merupakan kegiatan kedua, setelah sebelumnya, pada 26 Maret 2009 mengadakan kegiatan Silaturahmi Pembaca Jala Pustaka, yang dihadiri oleh sekitar 50 pembaca mulai dari anak-anak dan remaja.
Kegiatan nonton bareng ini dipersiapkan hanya dalam dua hari sebelum acara. Dalam dua hari sebelum hari H, beberapa relawan Jala Pustaka telah menempelkan pamflet pengumuman dan menyebarkan undangan kecil kepada anak-anak di seluruh kampung untuk ikut hadir menonton film tersebut.
Rencana, film akan diputar di komputer, namun berhubung layar monitornya sedang rusak dan hanya menampilkan setengah layar, maka para relawan pun berinisitaif untuk mengusahakan vcd player biasa. Film Laskar Pelangi yang akan diputar adalah dalam format vcd, bukan roll film, itu pun pastinya vcd bajakan. hehehe. Maklum, kami tidak memiliki cukup dana untuk membeli yang asli. Dan tentu saja, acara ini tanpa sepengetahuan Andrea Hirata dan produser film. Hehehe. Mohon Maaf. Lagipula, tujuan kami bukan komersil, tapi semata-mata ingin memberikan semacam hiburan yang mendidik kepada anak-anak di sekitar lokasi Jala Pustaka.
Seperti diketahui, bahwa "Laskar Pelangi" bercerita tentang sekumpulan anak-anak kecil miskin di Belitong yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan, berjuang untuk tetap bersekolah meskipun dengan segala keterbatasan yang ada. Dan kami pikir, pesan moral dalam Laskar Pelangi sangat bermanfaat jika disampaikan kepada anak-anak kecil tersebut.
Acara dimulai pada jam 3 sore. Satu jam sebelum dimulai, kami khawatir, vcd player yang telah diusahakan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Padahal puluhan anak-anak sudah berkumpul di depan layar TV. Terpaksa, salah satu relawan meminjam vcd player tetangga yang lain. VCD player kedua yang dipinjam pun tidak berfungsi sebagaimana mestinya, pintu cd nya macet dan tidak bisa dibuka. Sementara waktu telah semakin dekat dengan jadwal acara. Akhirnya, sang pemilik player pun dipanggil dan diminta bantuannya untuk membuka pintu cd tersebut. Ternyata, dengan hanya dipukul bagian atasnya, pintu akhirnya bisa terbuka. Legalah hati kami.
Puluhan anak kecil usia sd dan smp, bahkan sma sudah berkumpul di depan layar tivi, tidak sabar menunggu film segera diputar. Dalam catatan daftar hadir, terdapat 61 orang.
Tepat jam 3 sore, acara dimulai dengan pembukaan oleh Balya, pengelola Rumah Baca Jala Pustaka, dengan memberikan semacam pembukaan dan informasi singkat mengenai film yang akan ditonton. Setelah itu, film segera diputar. Para penonton mulai berdesakan di ruangan kecil Jala Pustaka yang sempit dan gerah. (Maklum, tanpa AC. Huahahaha). Untuk mengurangi kegerahan, kami pun berinisiatif meminjam kipas angin tetangga. Alhamdulilah, bisa sedikit memberikan rasa sejuk sempriwing.
Film pun mulai bergulir. Adegan demi adegan tampil di layar tivi yang kecil. Anak-anak dengan penuh konsentrasi melihat dan mendengar kisah Ikal, Mahar, Lintang dan kawan-kawan Laskar Pelangi, melihat perjuangan Ibu Muslimah dan Pak Harfan dalam mengajar di Sekolah Dasar yang hampir rubuh. "Jangan pernah menyerah dalam mengejar cita-cita. Hidup lah dengan memberi sebanyak-banyaknya, bukan meminta sebanyak-banyaknya." Itulah salah satu kalimat Pak Harfan dalam film tersebut.
Gelak tawa sesekali terdengar, terutama saat anak-anak melihat ulah Ikal yang tengah jatuh cinta kepada A Ling. Juga saat Lintang terhambat perjalanannya menuju lomba cerdas cermat karena dihadang oleh Buaya.
Dengan jajanan seadanya, air putih dan beberapa bungkus permen, anak-anak itu mengikuti jalannya film sampai akhir.
Kegiatan nonton bareng ini dipersiapkan hanya dalam dua hari sebelum acara. Dalam dua hari sebelum hari H, beberapa relawan Jala Pustaka telah menempelkan pamflet pengumuman dan menyebarkan undangan kecil kepada anak-anak di seluruh kampung untuk ikut hadir menonton film tersebut.
Rencana, film akan diputar di komputer, namun berhubung layar monitornya sedang rusak dan hanya menampilkan setengah layar, maka para relawan pun berinisitaif untuk mengusahakan vcd player biasa. Film Laskar Pelangi yang akan diputar adalah dalam format vcd, bukan roll film, itu pun pastinya vcd bajakan. hehehe. Maklum, kami tidak memiliki cukup dana untuk membeli yang asli. Dan tentu saja, acara ini tanpa sepengetahuan Andrea Hirata dan produser film. Hehehe. Mohon Maaf. Lagipula, tujuan kami bukan komersil, tapi semata-mata ingin memberikan semacam hiburan yang mendidik kepada anak-anak di sekitar lokasi Jala Pustaka.
Seperti diketahui, bahwa "Laskar Pelangi" bercerita tentang sekumpulan anak-anak kecil miskin di Belitong yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan, berjuang untuk tetap bersekolah meskipun dengan segala keterbatasan yang ada. Dan kami pikir, pesan moral dalam Laskar Pelangi sangat bermanfaat jika disampaikan kepada anak-anak kecil tersebut.
Acara dimulai pada jam 3 sore. Satu jam sebelum dimulai, kami khawatir, vcd player yang telah diusahakan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Padahal puluhan anak-anak sudah berkumpul di depan layar TV. Terpaksa, salah satu relawan meminjam vcd player tetangga yang lain. VCD player kedua yang dipinjam pun tidak berfungsi sebagaimana mestinya, pintu cd nya macet dan tidak bisa dibuka. Sementara waktu telah semakin dekat dengan jadwal acara. Akhirnya, sang pemilik player pun dipanggil dan diminta bantuannya untuk membuka pintu cd tersebut. Ternyata, dengan hanya dipukul bagian atasnya, pintu akhirnya bisa terbuka. Legalah hati kami.
Puluhan anak kecil usia sd dan smp, bahkan sma sudah berkumpul di depan layar tivi, tidak sabar menunggu film segera diputar. Dalam catatan daftar hadir, terdapat 61 orang.
Tepat jam 3 sore, acara dimulai dengan pembukaan oleh Balya, pengelola Rumah Baca Jala Pustaka, dengan memberikan semacam pembukaan dan informasi singkat mengenai film yang akan ditonton. Setelah itu, film segera diputar. Para penonton mulai berdesakan di ruangan kecil Jala Pustaka yang sempit dan gerah. (Maklum, tanpa AC. Huahahaha). Untuk mengurangi kegerahan, kami pun berinisiatif meminjam kipas angin tetangga. Alhamdulilah, bisa sedikit memberikan rasa sejuk sempriwing.
Film pun mulai bergulir. Adegan demi adegan tampil di layar tivi yang kecil. Anak-anak dengan penuh konsentrasi melihat dan mendengar kisah Ikal, Mahar, Lintang dan kawan-kawan Laskar Pelangi, melihat perjuangan Ibu Muslimah dan Pak Harfan dalam mengajar di Sekolah Dasar yang hampir rubuh. "Jangan pernah menyerah dalam mengejar cita-cita. Hidup lah dengan memberi sebanyak-banyaknya, bukan meminta sebanyak-banyaknya." Itulah salah satu kalimat Pak Harfan dalam film tersebut.
Gelak tawa sesekali terdengar, terutama saat anak-anak melihat ulah Ikal yang tengah jatuh cinta kepada A Ling. Juga saat Lintang terhambat perjalanannya menuju lomba cerdas cermat karena dihadang oleh Buaya.
Dengan jajanan seadanya, air putih dan beberapa bungkus permen, anak-anak itu mengikuti jalannya film sampai akhir.
2 komentar:
LIKESTHIS
kEGiAtAN yG BGs
Posting Komentar