Nah, awal januari sewaktu saya pulang kampung ke rumah, saya dan adik-adik saya membuat spanduk sederhana dari kertas dan styrofoam yang dilem di atas selembar kertas putih untuk ditempelkan di depan Rumah Baca. Spanduk akhirnya terpasang, tepat dua minggu kemarin, tanggal 9 Januari 2009. Setelah spanduk terpasang, setiap orang yang melintas di jalan raya depan rumah saya pasti menyempatkan pandangannya untuk membaca. Malam harinya, saya berangkat lagi ke Jatinangor.
Beberapa malam kemarin, saya mendapat sms dari adik saya yang saya serahi tanggung jawab untuk mengelola JalaPustaka, melaporkan bahwa semakin banyak orang mulai dari anak-anak sampai orang dewasa yang berkunjung ke Jalapustaka. Hampir setiap hari selalu ada pengunjung baik yang sekedar melihat-lihat buku atau pun meminjamnya. Saya merasa sangat senang dan bangga. Pengunjung kebanyakan dari anak-anak sekolah, SD sampai SMA. Adik saya juga bercerita, ada seorang bapak-bapak yang tengah melintas di depan rumah, tiba-tiba berhenti dan melongok ke Jalapustaka. Bapak itu bertanya-tanya tentang jalapustaka dan bagaimana cara peminjamannya. Ketika dijawab oleh adik saya bahwa peminjaman gratis, bapak itu kaget. Kok bisa gratis? Ya, memang gratis. Peminjam cukup menuliskan nama, alamat dan buku yang dipinjam di buku peminjaman. Akhirnya bapak itu meminjam satu buku. Tempat tinggal bapak-bapak itu di Bojong, sekitar 10 km dari rumah saya.
Buku peminjaman jalapustaka, yang dua minggu lalu masih terisi oleh 10 nama peminjam ketika saya tinggalkan, sekarang sudah terisi lebih dari 150 nama peminjam, yang kebanyakan anak-anak. Saya berpikir, kalau demikian, saya harus menyediakan lebih banyak buku anak-anak. Koleksi Jalapustaka yang sekarang ada lebih banyak buku-buku dewasa, buku anak-anak hanya sebagian kecil saja. Insya Allah, dalam waktu dekat saya akan mengirimkan lagi buku-buku ke rumah, ke Jalapustaka.
Ah senangnya...
0 komentar:
Posting Komentar